2.1 Anemia pada remaja putri
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel
darah merah atau hemoglobin kurang darai normal. Kadar Hb normal pada remaja
putri adalah 12 gr/dl. Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl
(Proverawati, 2011).
Menurut Hardinsyah dkk (2007), anemia adalah suatu keadaan kekurangan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah yang terutama disebabkan oleeh kekurangan zat gizi
( khususnya zat besi) yang diperlukan untuk pembentukan Hb. Anemia bukan
percerminan keadaan suatu penyakit aatau gangguan fungsi tubuh. Secara
fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin
untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia
merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari
normal (Depkes 2008). Pada pria, hemoglobin normal adalah 14-18 gr % dan
eritrosit 4,5-5,5 jt/mm3. Sedangkan pada perempuan, hemoglobin
normal 12-16 gr % dengan eritrosit 3,5-4,5 jt/mm3. Nilai tersebut
berbeda-beda untuk kelompok umur dan jenis kelamin sebagaimana ditetapkan oleh
WHO seperti tercantum pada tabel 1.
Remaja putri lebih rentan anemia dibandingkan dengan
remaja laki-laki. Itu disebabkan kebutuhan zat besi pada remaja putri adalah 3
kali lebih besar dari pada laki-laki. Remaja putri setiap bulan mengalami
menstruasi yang secara otomatis mengeluarkan darah. Itulah sebabnya remaja
putri memerlukan zat besi untuk mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan semula.
Yang sangat disayangkan adalah kebanyakan dari remaja putri tidak menyadarinya.
Bahkan ketika tahu pun masih mengganggap anemia masalah sepele. Remaja putri
mudah terserang anemia karena :
1.
Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja
putri) lebih banyak mengonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya
sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga
kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
2.
Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehinnga
membatasi asupan makanan.
3.
Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang
diekskresi, khususnya melalui feses.
4.
Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana
kehilangan zat besi ± 1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak
dari pada laki-laki.
2.2
Tanda-tanda Anemia pada remaja putri
Menurut Proverawati (2011),
tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah :
1.
Lesu, lemah,
letih, lelah, dan lunglai (5L)
2.
Sering
mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3.
Gejala lebih
lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi
pucat.
2.3 Penyebab anemia pada remaja
putri
Menurut Proverawati (2012), penyebab anemia adalah
1.
Penghancuran
sel darah merah yang berlebihan
Sel-sel
darah normal yang dihasilkan oleh sumsum tulang akan beredar melalui
darah ke seluruh tubuh. Pada saat sintesis, sel darah yang belum
matur (muda) dapat juga disekresi kedalam darah. Sel darah yang usianya muda
biasanya gampang pecah sehingga terjadi anemia. Penghancuran sel darah merah
yang berlebuhan dapat disebabkan oleh :
a.
Masalah
dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia, atau multiple myeloma.
b.
Masalah
dengan system kekebalan tubuh.
c.
Kemoterapi
d.
Penyakit
kronis seperti AIDS
2.
Kehilangan
darah
Kehilangan
darah dapat disebabkan oleh :
a.
Perdarahan :
menstruasi, persalinan
b.
Penyakit :
malaria, cacingan, kanker, dll
3.
Penurunan
produksi sel darah merah
Jumlah sel
darah yang diproduksi dapat menurun ketika terjadi kerusakan
pada daerah sumsum tulang, atau bahan dasar produksi tidak tersedia. Penurunan
produksi sel darah dapat terjadi akibat :
a.
Obat-obatan/
racun
b.
Diet yang
rendah, vegetarian ketat
c.
Gagal ginjal
d.
Genetik,
seperti talasemia
e.
Kehamilan
Menurut
Merryana, dkk (2012) mengatakan faktor-faktor pendorong anemia pada remaja
putri adalah
a.
Adanya
penyakit infeksi yang kronis
b.
Menstruasi
yang berlebihan pada remaja putri
c.
Perdarahan
yang mendadak seperti kecelakaan
d.
Jumlah
makanan atau penyerapan diet yang buruk
2.4 Dampak anemia pada remaja putri
Menurut
Merryana, dkk (2012), dampak anemia bagi remaja putri adalah :
1.
Menurunnya
kesehatan reproduksi
2.
Terhambatnya
perkembangan motorik, mental dan kecerdasan
3.
Menurunkan
kemampuan dan konsentrasi belajar.
4.
Mengganggu
pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
5.
Menurunkan
fisik olahraga serta tingkat kebugaran
6.
Mengakibatkan
muka pucat
Diagnosa
Anemia
Anemia biasanya terdeteksi atau setidaknya dikonfirmasi dengan menghitung sel
darah lengkap. Secara umum, analisa sel darah lengkap dilakukan oleh dokter
atau teknisi laboratorium dengan melihat slide kaca dibuat dari sampel
darah di bawah mikroskop. Saat ini, banyak pemeriksaan ini dilakukan secara
otomatis dan dilakukan oleh mesin. Ada enam pengukuran komponen tes sel darah
lengkap. Hanya tiga tes pertama yang relevan dengan diagnosis anemia
(Proverawati, 2012) yaitu :
1.
Hitung sel darah merah
2.
Hematokrit
3.
Hemoglobin
4.
Sel darah putih
5.
Diferensial darah count
6.
Jumlah trombosit
2.5
Pencegahan Anemia pada remaja putri
Menurut Almatzier (2011). Cara mencegah dan
mengobati anemia adalah :
1.
Meningkatkan
konsumsi makanan bergizi
a.
Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari
bahan makanan hewani ( daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan
nabati ( sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe).
b.
Makan sayur-sayuran dan buah buahan yang banyak
mengandung vitamin C ( daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk,
nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
2.
Menambah
pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD). Tablet
Tambah Darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200
mg Fero Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.
http://monikajp.blogspot.com/2012/12/anemia-pada-remaja-putri.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar